Selasa, 14 Januari 2014

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENGGUNAAN MULSA PLASTIK PADA BUDIDAYA TOMAT MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT


PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENGGUNAAN MULSA PLASTIK PADA BUDIDAYA TOMAT MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT


 Latar Belakang
Para ahli taksonomi berbeda pendapat dalam pemberian nama resmi untuk tanaman tomat. Alternatif nama yang diajukan para ahli dalam polemik tersebut yaitu Lycopersium esculentum, Solatium lycoper-sicum, dan Lycopersicum. Nama Lycopersicum esculentum diajukan oleh Miller pada tahun 1768. Tidak lama kemudian, Linnean mengajukan nama tandingan yaitu Solarium lycopersicum. Ternyata polemik ini memakan waktu yang cukup lama sebab pada tahun 1900, Karsten yang merupakan ahli taksonomi mengajukan satu nama lagi yaitu Lycopersicon lycopersicum. Akhirnya pada tahun 1983 badan Internasional yang menangani pemberian nama ilmiah memutuskan bahwa nama ilmiah yang resmi untuk tomat adalah Lycopersicon untuk nama genusnya dan Lycopersicum untuk nama spesifiknya sehingga secara lengkapny adalah Lycopersicon lycopersicum. Secara sistematika para ahli botani mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut.
Klas (class)                  : Dicotyledoneae
Bangsa (ordo)             : Tubiflorae
Suku (famili)               : Solanaceae
Marga (genus)             : Lycopersicon atau Lycopersicum
Jenis (spesies)              : Lycopersicon lycopersicum (L) Karst atau
                                    Lycopersicum escelentum Mill (Penebar Swadaya, 2010)

Tomat merupakan tanaman asli Benua Amerika yang tersebar dari Amerika Tengah hingga Amerika Selatan. Tanaman tomat pertama kali dibudidayakan oleh suku Inca dan suku Aztec pada tahun 700 SM. Sementara itu, bangsa Eropa mulai mengenal tomat sejak Christopherus Columbus pulang berlayar dari Amerika dan tiba di Pantai San Salvador pada tanggal 12 Oktober 1492. Ketika itu, Columbus diperintahkan oleh Ratu Isabella dari Kerajaan Castilia, Spanyol utnuk mencari emas dan rempah-rempah, tetapi ia pulang justru membawa biji-bijian, seperti jagung, cabe, dan tomat. Meskipun ratu Isabella kecewa dengan hasil yang di bawa Columbus, tetapi akhirnya biji-bijian tersebut ditanam juga oleh para petani di Spanyol dan menyebar sampai ke beberapa Negara Eropa lainnya.
Tatkala penyebaran tomat telah mencapai Benua Eropa bagian Utara, orang-orang di daerah itu menamai tomat dengan berbagai julukan. Orang Perancis menyebut tomat dengan apel cina . Sementara itu, orang Jerman menyebutnya dengan apel surga . Lain halnya di Inggris, orang-orang di Negara kerajaan itu justru tidak percaya kalau tomat bias dimakan. Mereka menganggap tomat adalah buah beracun. Kekhawatiran yang sama juga terjadi di antara penduduk Amerika, bahkan terus berlangsung hingga abad ke-19. namun pada tahun 1821, orang-orang Louisianan di New Orleans mulai memakai tomat dalam berbagai menu masakan mereka. Tak lama kemudian berita ini cepat menyebar sehingga banyak ditiru masyarakat luas yang menggunakan tomat sebagai campuran masakan seafood.
Penyebaran tomat di Indonesia dimulai dari Filipina dan Negara-negara Asia lainnya pada abad ke-18. Pada awalnya, tomat yang pertamakali ditanam oleh suku Inca dan suku Aztec ini masih berbuah kecil dan produktivitasnya juga masih rendah. Hal ini jelas berbeda dengan kondisi sekarang. Buah tomat yang dihasilkan bisa menghasilkan bobot hingga 0,4 kg per buah atau 5-8 kg buah per tanaman. Selin kualitas dan buahnya yang tinggi , tanaman tomat juga mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi agroklimat, mulai daerah dataran rendah, dataran menegah, hinggga dataran tinggi. Bahkan ada juga varietas yang tahan terhadap hama dan penyakit tertentu (Wiki, 2012).
Dalam usahatani sayuran termasuk tomat, resiko kegagalan panen sangat tinggi terutama saat musim hujan karena banyak faktor pembatas produksi.  Selain beresiko tinggi maka usahatani sayuran membutuhkan modal besar serta ketrampilan dan keuletan petani untuk menghasilkan tomat yang berkualitas.  Sedangkan produksi dan harga juga sangat berfluktuasi tergantung musim tanam, panen raya, serta saat hari besar atau hari raya (Baswarsiati, 2009).
Resiko kegagalan panen yang sangat tinggi karena musim hujan dapat diatasi dengan salah satu cara yaitu penggunaan mulsa plastik pada budidaya tomat. Pengambilan keputusan ini telah diambil dengan pertimbangan yang matang. Pengambilan keputusan adalah Pengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah utama, menyusun alternatif yang akan dipilih dan sampai pada pegambilan keputusan yang terbaik (Masitharubi, 2013).


Penggunaan Mulsa Plastik pada Budidaya Tomat

Dalam buah tomat banyak terkandung zat-zat yang berguna bagi tubuh manusia. Zat-zat yang terkandung di dalamnya adalah vitamin C, Vitamin A (karoten), dan mineral. Tomat banyak mengandung vitamin C yang akan memelihara kesehatan gigi dan gusi, mempercepat sembuhnya luka-luka, menghindarkan penyakit yang dikenal dengan nama scurvy (skorbut) , serta melawan kecenderungan pendarahan pembuluh darah yang halus. Vitamin A yang dikandung dalam buah tomat dapat membantu penyembuhan penyakit buta malam. Selain itu tomat juga dapat membangun sel darah merah (Tugiyono, Herry. 1985).
Kebutuhan pasar akan buah tomat terus meningkat. Hal ini tidak lepas dari peranan tomat sebagai salah satu komoditas holtikultura yang penting, yaitu terutama sebagai tanaman sayur. Tomat pada masa kini tidak sekedar untuk sayuran, tetapi sudah menjadi komoditas buah. Tidak hanya untuk pasar didalam negeri tetapi juga untuk pasar ekspor. Peningkatan produksi tomat menjelaskan bahwa peluang bisnis buah tomat ini masih terbuka lebar karena suplai dari tahun ke tahun yang belum tercukupi.
Kendala yang sering dihadapi dalam memenuhi peluang pasar swalayan dan ekspor terletak pada ketidaksesuain antara kualitas yang dibutuhkan pasar dengan kualitas produk yang dihasilkan. Hal ini yang menjadi kendala bagi petani tomat. Buah tomat terkadang dikembalikan berkuintal-kuintal dari pasaran hanya karena tidak memenuhi kualitas yang diinginkan. Mengingat pentingnya pemenuhan standar kualitas tersebut maka digunakan sistem budidaya menggunakan mulsa untuk mendapatkan kualitas dan kuantitas buah yang diinginkan.
Mulsa yang dikenal selama ini adalah mulsa yang dibuat dari jerami kering atau jenis rumput lainnya yang dikeringkan. Penggunaan jerami secara tradisional berfungsi untuk menjaga kelembapan tanah. Selain itu, mulsa biasanya berfungsi sebagai alas buah. Tomat juga bisa memakai jerami untuk menjaga kelembapan tanah. Namun, jerami justru kadang mendatangkan masalah karena jerami yang membusuk (basah) bisa menularkan penyakit.
Keadaan tersebut dapat diantisipasi dengan menggunakan mulsa plastik untuk budidaya tomat. Mulsa plastik tersebut dienal dengan nama plastik hitam-perak (silver black). Disebut silver black karena memang plastik ini terdiri atas sisi warna hitam dan sisi berwarna perak. Pada dasarnya budidaya ini sama saja dengan cara budidaya yang biasa. Perbedaannya adalah budidaya ini lebih praktis tetapi diperlukan modal awal yang lebih besar untuk penyediaan plastik, namun biaya tahap selanjutnya lebih murah sehingga hasil yang akan diperoleh bisa lebih besar. Produksinya mencapai 8 kg/tanaman/musim. Bila tanpa mulsa, produksi rata-rata hanya 5 kg. Dalam mempersiapkan lahan dan pemeliharaan, budidaya ini mempunyai cara tersendiri. Sedangkan untuk penyemaian dan penyapihan sama dengan cara budidaya yang lain.

1.    Penanaman
Tanah yang dipakai adalah tanah yang mempunyai struktur remah dan pH 5,5-6,5. Bila pH terlalu asam, perlu dilakukan pengapran terlebih dahulu sebelum pemberian pupuk kandang. Bila tanah telah sesuai dengan tanaman tomat dapat segera dibuat bedengan.
Adapun cara membuat bedengan dengan mulsa sebagai berikut. Buat bedengan dengan lebar 1m dan panjangnya sesuai dengan keadaan lahan. Dimusim kemarau tinggi bedeng dibuat sekitar 20cm. Sedangkan di musim hujan tingginya bisa sekitar 50cm. Setelah itu diberikan pupuk kandang 10-20 ton/ha yang disebar rata di permukaan bedeng tersebut. Tambahkan juga pupuk buatan ZA, TSP dan KCL dengan perbandingan 2:1:1  (799kg : 662 kg : 512 kg). Jika ingin ditambahkan Furadan maka berikan sekalian. Semua ramuan pupuk tadi diaduk rata.
Seelanjutnya, tutup bedeng dengan mulsa silverblack. Caranya, plastik digelar se-panjang bedeng, lalu tarik agar tidak kendur ditengah. Jepitlah tepi mulsa tepat pada bedeng dengan bilah bambu yang tipis. Jarak antarjepitan sekitar 50 cm. Jika ditanam pada musim kemarau maka pinggiran plastik dipendam. Namun, bedeng harus tinggi kalau ditanam pada musim hujan sehingga mulsa cukup dijepit tanpa ditimbun tanah lagi.
Bedeng yang siap tanam ini bisa ditunda penanamannya sampai sekitar 1 bulan atau kalau ingin cepat sekitar 4 hari setelah tutup mulsa dapat ditanam. Sebelum ditanam, bedengan dilubangi engan kaleng bekas (diameter sekitar 7 cm) yang dipotong sepertiganya agar tajam. Bagian yang tajam ditekan sedikit, maka mulsa akan koyak sebesar lingkaran kaleng. Jarak tanam (Jarak lingkaran) sama dengan jarak tanam budidaya di kebun. Bibit ditanam dengan cara biasa.

2. Pemeliharaan
            Sistem mulsa tidak memerlukan pemeliharaan yang banyak. Penyiangan gulma, pemupukan, pembubunan tidak diperlukan lagi. Hal yang mungkin dilakukan adalah kontrol terhadap serangan hama dan penyakit yang mungkin muncul. Berdasarkan pengalaman petani, serangan hama dan penyakit sangat berkurang dengan penggunaan mulsa. Usaha preventif atau kuratif yang mungkin dilakukan adalah penggunaan pupuk daun atau pestisida yang disemprotkan dibagian atas tanaman.
            Penyiraman tidak begitu diperlukan karena penguapan di bedeng sangat kecil. Mulsa akan mempertahankan suhu dan kelembapan media. Kita juga tidak perlu khawatir akan kelebihan air pada musim hujan. Air hujan yang jatuh tidak akan masuk ke dalam media, melainkan terus mengalir ke parit. Oleh karena iyu, pada musim hujan bedeng perlu dibuat lebih tinggi.
            Ajir diberikan sedini mungkin ketika tanaman berumur seminggu. Ajir dipasang di sisi tanaman. Jika ajir dipasang terlambat, dikhawatirkan tanamannya sudah roboh sehingga akar terputus. Hal ini potensial bagi serangan cendawan yang akan dilanjutkan dengan serangan bakteri. Kalau hal ini terlanjur terjadi, tanaman harus segera dimusnahkan. Perlu diingat juga bahwa tanah yang sudah terkontaminasi tidak boleh dibiarkan berserakan karena dapat menulari tanaman yang lain.


Pengambilan Keputusan Penggunaan Mulsa Plastik pada Budidaya Tomat
            Keputusan menggunakan mulsa plastik pada budidaya tomat menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis.
            Untuk melihat prospek budidaya tomat menggunakan mulsa plastik dilakukan analisis SWOT terhadap metode tersebut. Hasil analisis SWOT pada metode mulsa plastik adalah sebagai berikut :
Strength (S) :
1.        Menekan pertumbuhan gulma
2.        Menjaga kestabilan kelembapan udara saat musim hujan ataupun musim kemarau
3.        Mengontrol jumlah air tersedia
4.        Menghemat pemupukan karena distribusi yang baik, tidak hilang menguap, dan tidak dikonsumsi oleh tumbuhan lain (tanaman pesaing)
5.        Mengurangi serangan hama (thrips dan aphis) dan penyakit (cendawan) karena pantulan sinar bagian plastik yang berwarna putih, serta
6.        Menghemat tenaga kerja, waktu dan biaya

Weakness (W) :
1.    Bahan-bahan mulsa mungkin menjadi sarang berkembangbiaknya penyakit-penyakit tanaman. Namun hal ini masih perlu diteliti bagi setiap bahan mulsa yang digunakan.
2.     Tidak dapat digunakan dalam keadaan iklim yang terlampau basah.
3.     Mulsa sukar ditebarkan secara merata pada lahan-lahan yang sangat miring.
4.     Bahan-bahan untuk mulsa tidak selalu tersedia.
5.    Beberapa jenis rumput jika digunakan sebagai mulsa dapat tumbuh dan berakar sehingga dapat menjadi tanaman pengganggu.
Opportunity (O)
1.        Peluang penggunaan mulsa plastik masih besar seiring peluang bisnis buah tomat yang terbuka lebar karena suplai dari tahun ke tahun yang belum tercukupi.
2.        Penggunaan plastik perlu digunakan karena kebutuhan pasar ekspor yang memperhatikan pemenuhan standar kualitas mutu.

Threat (T)
1.        Terdapat beberapa teknik budidaya lain yang digunakan untuk peningkatan kualitas dan kuantitas tanaman tomat yaitu teknik penyemaian benih dan secara hidroponik.

Alternatif Strategi Berdasarkan Analisis SWOT

Strength (S) menghadapi Weakness (W)
1.        Penggunaan mulsa plastik dapat menjaga kestabilan kelembapan udara saat musim hujan ataupun musim kemarau karena cuaca Indonesia saat ini mulai tidak menentu. Tanaman tomat juga tidak memerlukan media tanam yang memiliki kelembapan stabil.
2.        Mulsa plastik dapat menekan pertumbuhan gulma sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas tanaman tomat.

Oportunity (O) menghadapi Threat (T)

1.        Penggunaan mulsa plastik relatif lebih unggul dari metode teknik budidaya lainnya. Seperti penanaman secara hidroponik, di Indonesia masih tersedia lahan yang cukup luas untuk penanaman, jadi penggunaan hidroponik dirasa tidak efisien.
2.        Penggunaan mulsa plastik dapat meningkatkan kualitas tanaman tomat untuk pemenuhan standar kualitas mutu.

Kesimpulan
Melihat berbagai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada penggunaan mulsa plastik pada tanaman tomat, maka dapat disimpulkan bahwa teknik budidaya menggunakan mulsa plastik mempunyai prospek yang baik untuk membantu meningkatkan produksi tanaman tomat serta pemenuhan standar kualitas mutu tanaman tomat, sehingga tanaman tomat di Indonesia dapat memenuhi permintaan pasar dalam negeri ataupun luar negeri.


  




DAFTAR PUSTAKA

Wiki. 2012. Teknik Budidaya Tomat. [Serial online]. http://wikispot-            wikispot.blogspot.com/2012/02/makalah.html. [17 Oktober 2013].

Baswarsiati. Budidaya Tomat dengan Mulsa Plastik. [Serial Online].             http://baswarsiati.wordpress.com/2009/05/14/budiaya-tomat-dengan-          mulsa-plastik-hitam/. [15 Oktober 2013].
Masitharubbi. 2013. Pengambilan Keputusan. [Serial Online].             http://masitharubbi.blogspot.com/2013/01/pengambilan-keputusan.html.      [15 Oktober 2013].
Tugiyono, Herry. 1985.  Bertanam Tomat. Penebar Swadaya : Bogor
Tim Penulis PS. 2003. Budidaya Tomat Secara Komersil. Penebar Swadaya :         Bogor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar