PENGAMBILAN KEPUTUSAN
PENGGUNAAN MULSA PLASTIK PADA BUDIDAYA TOMAT MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT
Latar
Belakang
Para ahli taksonomi berbeda pendapat
dalam pemberian nama resmi untuk tanaman tomat. Alternatif nama yang diajukan
para ahli dalam polemik tersebut yaitu Lycopersium
esculentum, Solatium lycoper-sicum, dan Lycopersicum. Nama Lycopersicum esculentum diajukan oleh
Miller pada tahun 1768. Tidak lama kemudian, Linnean mengajukan nama tandingan
yaitu Solarium lycopersicum. Ternyata
polemik ini memakan waktu yang cukup lama sebab pada tahun 1900, Karsten yang
merupakan ahli taksonomi mengajukan satu nama lagi yaitu Lycopersicon lycopersicum. Akhirnya pada tahun 1983 badan
Internasional yang menangani pemberian nama ilmiah memutuskan bahwa nama ilmiah
yang resmi untuk tomat adalah Lycopersicon
untuk nama genusnya dan Lycopersicum untuk
nama spesifiknya sehingga secara lengkapny adalah Lycopersicon lycopersicum. Secara sistematika para ahli botani
mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut.
Klas (class) :
Dicotyledoneae
Bangsa (ordo) : Tubiflorae
Suku (famili) : Solanaceae
Marga (genus) : Lycopersicon
atau Lycopersicum
Jenis (spesies) :
Lycopersicon lycopersicum (L) Karst atau
Lycopersicum
escelentum Mill (Penebar Swadaya, 2010)
Tomat merupakan tanaman asli Benua Amerika yang tersebar dari Amerika Tengah hingga Amerika Selatan. Tanaman tomat pertama kali dibudidayakan oleh suku Inca dan suku Aztec pada tahun 700 SM. Sementara itu, bangsa Eropa mulai mengenal tomat sejak Christopherus Columbus pulang berlayar dari Amerika dan tiba di Pantai San Salvador pada tanggal 12 Oktober 1492. Ketika itu, Columbus diperintahkan oleh Ratu Isabella dari Kerajaan Castilia, Spanyol utnuk mencari emas dan rempah-rempah, tetapi ia pulang justru membawa biji-bijian, seperti jagung, cabe, dan tomat. Meskipun ratu Isabella kecewa dengan hasil yang di bawa Columbus, tetapi akhirnya biji-bijian tersebut ditanam juga oleh para petani di Spanyol dan menyebar sampai ke beberapa Negara Eropa lainnya.
Tatkala penyebaran tomat telah
mencapai Benua Eropa bagian Utara, orang-orang di daerah itu menamai tomat
dengan berbagai julukan. Orang Perancis menyebut tomat dengan apel cina .
Sementara itu, orang Jerman menyebutnya dengan apel surga . Lain halnya
di Inggris, orang-orang di Negara kerajaan itu justru tidak percaya kalau tomat
bias dimakan. Mereka menganggap tomat adalah buah beracun. Kekhawatiran yang
sama juga terjadi di antara penduduk Amerika, bahkan terus berlangsung hingga
abad ke-19. namun pada tahun 1821, orang-orang Louisianan di New Orleans mulai
memakai tomat dalam berbagai menu masakan mereka. Tak lama kemudian berita ini
cepat menyebar sehingga banyak ditiru masyarakat luas yang menggunakan tomat
sebagai campuran masakan seafood.
Penyebaran tomat di Indonesia
dimulai dari Filipina dan Negara-negara Asia lainnya pada abad ke-18. Pada awalnya,
tomat yang pertamakali ditanam oleh suku Inca dan suku Aztec ini masih berbuah
kecil dan produktivitasnya juga masih rendah. Hal ini jelas berbeda dengan
kondisi sekarang. Buah tomat yang dihasilkan bisa menghasilkan bobot hingga 0,4
kg per buah atau 5-8 kg buah per tanaman. Selin kualitas dan buahnya yang
tinggi , tanaman tomat juga mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi
agroklimat, mulai daerah dataran rendah, dataran menegah, hinggga dataran
tinggi. Bahkan ada juga varietas yang tahan terhadap hama dan penyakit tertentu
(Wiki, 2012).
Dalam usahatani sayuran
termasuk tomat, resiko kegagalan panen sangat tinggi terutama saat musim hujan
karena banyak faktor pembatas produksi. Selain beresiko tinggi maka
usahatani sayuran membutuhkan modal besar serta ketrampilan dan keuletan petani
untuk menghasilkan tomat yang berkualitas. Sedangkan produksi dan harga
juga sangat berfluktuasi tergantung musim tanam, panen raya, serta saat hari
besar atau hari raya (Baswarsiati, 2009).
Resiko kegagalan panen
yang sangat tinggi karena musim hujan dapat diatasi dengan salah satu cara
yaitu penggunaan mulsa plastik pada budidaya tomat. Pengambilan keputusan ini
telah diambil dengan pertimbangan yang matang. Pengambilan keputusan adalah Pengambilan
keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan.
Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan
alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan
dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi
identifikasi masalah utama, menyusun alternatif yang akan dipilih dan sampai
pada pegambilan keputusan yang terbaik (Masitharubi, 2013).
Penggunaan Mulsa
Plastik pada Budidaya Tomat
Dalam buah tomat banyak
terkandung zat-zat yang berguna bagi tubuh manusia. Zat-zat yang terkandung di
dalamnya adalah vitamin C, Vitamin A (karoten), dan mineral. Tomat banyak
mengandung vitamin C yang akan memelihara kesehatan gigi dan gusi, mempercepat sembuhnya
luka-luka, menghindarkan penyakit yang dikenal dengan nama scurvy (skorbut) , serta
melawan kecenderungan pendarahan pembuluh darah yang halus. Vitamin A yang
dikandung dalam buah tomat dapat membantu penyembuhan penyakit buta malam.
Selain itu tomat juga dapat membangun sel darah merah (Tugiyono,
Herry. 1985).
Kebutuhan pasar akan buah tomat
terus meningkat. Hal ini tidak lepas dari peranan tomat sebagai salah satu
komoditas holtikultura yang penting, yaitu terutama sebagai tanaman sayur.
Tomat pada masa kini tidak sekedar untuk sayuran, tetapi sudah menjadi
komoditas buah. Tidak hanya untuk pasar didalam negeri tetapi juga untuk pasar
ekspor. Peningkatan produksi tomat menjelaskan bahwa peluang bisnis buah tomat
ini masih terbuka lebar karena suplai dari tahun ke tahun yang belum tercukupi.
Kendala yang sering dihadapi dalam
memenuhi peluang pasar swalayan dan ekspor terletak pada ketidaksesuain antara
kualitas yang dibutuhkan pasar dengan kualitas produk yang dihasilkan. Hal ini
yang menjadi kendala bagi petani tomat. Buah tomat terkadang dikembalikan
berkuintal-kuintal dari pasaran hanya karena tidak memenuhi kualitas yang
diinginkan. Mengingat pentingnya pemenuhan standar kualitas tersebut maka digunakan
sistem budidaya menggunakan mulsa untuk mendapatkan kualitas dan kuantitas buah
yang diinginkan.
Mulsa yang dikenal selama ini adalah
mulsa yang dibuat dari jerami kering atau jenis rumput lainnya yang
dikeringkan. Penggunaan jerami secara tradisional berfungsi untuk menjaga
kelembapan tanah. Selain itu, mulsa biasanya berfungsi sebagai alas buah. Tomat
juga bisa memakai jerami untuk menjaga kelembapan tanah. Namun, jerami justru
kadang mendatangkan masalah karena jerami yang membusuk (basah) bisa menularkan
penyakit.
Keadaan tersebut dapat diantisipasi
dengan menggunakan mulsa plastik untuk budidaya tomat. Mulsa plastik tersebut dienal
dengan nama plastik hitam-perak (silver black). Disebut silver black karena
memang plastik ini terdiri atas sisi warna hitam dan sisi berwarna perak. Pada
dasarnya budidaya ini sama saja dengan cara budidaya yang biasa. Perbedaannya
adalah budidaya ini lebih praktis tetapi diperlukan modal awal yang lebih besar
untuk penyediaan plastik, namun biaya tahap selanjutnya lebih murah sehingga
hasil yang akan diperoleh bisa lebih besar. Produksinya mencapai 8
kg/tanaman/musim. Bila tanpa mulsa, produksi rata-rata hanya 5 kg. Dalam
mempersiapkan lahan dan pemeliharaan, budidaya ini mempunyai cara tersendiri.
Sedangkan untuk penyemaian dan penyapihan sama dengan cara budidaya yang lain.
1.
Penanaman
Tanah yang dipakai adalah tanah yang
mempunyai struktur remah dan pH 5,5-6,5. Bila pH terlalu asam, perlu dilakukan
pengapran terlebih dahulu sebelum pemberian pupuk kandang. Bila tanah telah
sesuai dengan tanaman tomat dapat segera dibuat bedengan.
Adapun cara membuat bedengan dengan
mulsa sebagai berikut. Buat bedengan dengan lebar 1m dan panjangnya sesuai
dengan keadaan lahan. Dimusim kemarau tinggi bedeng dibuat sekitar 20cm.
Sedangkan di musim hujan tingginya bisa sekitar 50cm. Setelah itu diberikan
pupuk kandang 10-20 ton/ha yang disebar rata di permukaan bedeng tersebut.
Tambahkan juga pupuk buatan ZA, TSP dan KCL dengan perbandingan 2:1:1 (799kg : 662 kg : 512 kg). Jika ingin
ditambahkan Furadan maka berikan sekalian. Semua ramuan pupuk tadi diaduk rata.
Seelanjutnya, tutup bedeng dengan
mulsa silverblack. Caranya, plastik digelar se-panjang bedeng, lalu tarik agar
tidak kendur ditengah. Jepitlah tepi mulsa tepat pada bedeng dengan bilah bambu
yang tipis. Jarak antarjepitan sekitar 50 cm. Jika ditanam pada musim kemarau
maka pinggiran plastik dipendam. Namun, bedeng harus tinggi kalau ditanam pada
musim hujan sehingga mulsa cukup dijepit tanpa ditimbun tanah lagi.
Bedeng yang siap tanam ini bisa
ditunda penanamannya sampai sekitar 1 bulan atau kalau ingin cepat sekitar 4
hari setelah tutup mulsa dapat ditanam. Sebelum ditanam, bedengan dilubangi
engan kaleng bekas (diameter sekitar 7 cm) yang dipotong sepertiganya agar
tajam. Bagian yang tajam ditekan sedikit, maka mulsa akan koyak sebesar
lingkaran kaleng. Jarak tanam (Jarak lingkaran) sama dengan jarak tanam
budidaya di kebun. Bibit ditanam dengan cara biasa.
2.
Pemeliharaan
Sistem mulsa tidak memerlukan
pemeliharaan yang banyak. Penyiangan gulma, pemupukan, pembubunan tidak
diperlukan lagi. Hal yang mungkin dilakukan adalah kontrol terhadap serangan
hama dan penyakit yang mungkin muncul. Berdasarkan pengalaman petani, serangan
hama dan penyakit sangat berkurang dengan penggunaan mulsa. Usaha preventif
atau kuratif yang mungkin dilakukan adalah penggunaan pupuk daun atau pestisida
yang disemprotkan dibagian atas tanaman.
Penyiraman
tidak begitu diperlukan karena penguapan di bedeng sangat kecil. Mulsa akan
mempertahankan suhu dan kelembapan media. Kita juga tidak perlu khawatir akan
kelebihan air pada musim hujan. Air hujan yang jatuh tidak akan masuk ke dalam
media, melainkan terus mengalir ke parit. Oleh karena iyu, pada musim hujan
bedeng perlu dibuat lebih tinggi.
Ajir
diberikan sedini mungkin ketika tanaman berumur seminggu. Ajir dipasang di sisi
tanaman. Jika ajir dipasang terlambat, dikhawatirkan tanamannya sudah roboh
sehingga akar terputus. Hal ini potensial bagi serangan cendawan yang akan
dilanjutkan dengan serangan bakteri. Kalau hal ini terlanjur terjadi, tanaman
harus segera dimusnahkan. Perlu diingat juga bahwa tanah yang sudah
terkontaminasi tidak boleh dibiarkan berserakan karena dapat menulari tanaman
yang lain.
Pengambilan Keputusan Penggunaan Mulsa Plastik pada Budidaya Tomat
Keputusan menggunakan
mulsa plastik pada budidaya tomat menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT
adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan
(strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman
(threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis.
Untuk
melihat prospek budidaya tomat menggunakan mulsa plastik dilakukan analisis
SWOT terhadap metode tersebut. Hasil analisis SWOT pada metode mulsa plastik
adalah sebagai berikut :
Strength (S) :
1.
Menekan pertumbuhan gulma
2.
Menjaga kestabilan kelembapan udara saat musim hujan ataupun
musim kemarau
3.
Mengontrol jumlah air tersedia
4.
Menghemat pemupukan karena distribusi yang baik, tidak
hilang menguap, dan tidak dikonsumsi oleh tumbuhan lain (tanaman pesaing)
5.
Mengurangi serangan hama (thrips dan aphis) dan penyakit
(cendawan) karena pantulan sinar bagian plastik yang berwarna putih, serta
6.
Menghemat tenaga kerja, waktu dan biaya
Weakness (W) :
1. Bahan-bahan mulsa
mungkin menjadi sarang berkembangbiaknya penyakit-penyakit tanaman. Namun hal
ini masih perlu diteliti bagi setiap bahan mulsa yang digunakan.
2. Tidak dapat digunakan
dalam keadaan iklim yang terlampau basah.
3. Mulsa sukar ditebarkan
secara merata pada lahan-lahan yang sangat miring.
4. Bahan-bahan untuk mulsa
tidak selalu tersedia.
5. Beberapa jenis rumput
jika digunakan sebagai mulsa dapat tumbuh dan berakar sehingga dapat menjadi
tanaman pengganggu.
Opportunity (O)
1.
Peluang penggunaan mulsa plastik masih besar seiring peluang
bisnis buah tomat yang terbuka lebar karena suplai dari tahun ke tahun yang
belum tercukupi.
2.
Penggunaan plastik perlu digunakan karena kebutuhan pasar
ekspor yang memperhatikan pemenuhan standar kualitas mutu.
Threat (T)
1.
Terdapat beberapa teknik budidaya lain yang digunakan untuk
peningkatan kualitas dan kuantitas tanaman tomat yaitu teknik penyemaian benih
dan secara hidroponik.
Alternatif
Strategi Berdasarkan Analisis SWOT
Strength
(S) menghadapi Weakness (W)
1.
Penggunaan mulsa plastik dapat menjaga kestabilan kelembapan udara
saat musim hujan ataupun musim kemarau karena cuaca Indonesia saat ini mulai
tidak menentu. Tanaman tomat juga tidak memerlukan media tanam yang memiliki
kelembapan stabil.
2.
Mulsa plastik dapat menekan pertumbuhan gulma sehingga dapat
meningkatkan kualitas dan kuantitas tanaman tomat.
Oportunity
(O) menghadapi Threat (T)
1.
Penggunaan mulsa plastik relatif lebih unggul dari metode
teknik budidaya lainnya. Seperti penanaman secara hidroponik, di Indonesia
masih tersedia lahan yang cukup luas untuk penanaman, jadi penggunaan
hidroponik dirasa tidak efisien.
2.
Penggunaan mulsa plastik dapat meningkatkan kualitas tanaman
tomat untuk pemenuhan standar kualitas mutu.
Kesimpulan
Kesimpulan
Melihat berbagai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
pada penggunaan mulsa plastik pada tanaman tomat, maka dapat disimpulkan bahwa
teknik budidaya menggunakan mulsa plastik mempunyai prospek yang baik untuk
membantu meningkatkan produksi tanaman tomat serta pemenuhan standar kualitas
mutu tanaman tomat, sehingga tanaman tomat di Indonesia dapat memenuhi
permintaan pasar dalam negeri ataupun luar negeri.
DAFTAR PUSTAKA
Wiki.
2012. Teknik Budidaya Tomat. [Serial
online]. http://wikispot- wikispot.blogspot.com/2012/02/makalah.html.
[17
Oktober 2013].
Baswarsiati. Budidaya Tomat dengan Mulsa Plastik. [Serial
Online]. http://baswarsiati.wordpress.com/2009/05/14/budiaya-tomat-dengan- mulsa-plastik-hitam/.
[15 Oktober 2013].
Masitharubbi.
2013. Pengambilan Keputusan. [Serial
Online]. http://masitharubbi.blogspot.com/2013/01/pengambilan-keputusan.html.
[15
Oktober 2013].
Tugiyono, Herry.
1985. Bertanam Tomat. Penebar Swadaya : Bogor
Tim Penulis PS.
2003. Budidaya Tomat Secara Komersil.
Penebar Swadaya : Bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar