BAB
I
PENDAHULUAN
Sengon atau albasia merupakan tanaman kayu yang
dapat mencapai diameter yang besar, Tanaman sengon dapat tumbuh pada sebaran
kondisi iklim apa saja, sehingga sengon dapat tumbuh dengan baik di sembarang
tempat. Tinggi tanaman sengon bisa mencapai 39 m dengan
diameter lebih dari 60 cm pada umur 12 tahun. Bahkan, pada tanaman yang sudah
tua diameternya mencapai lebih dari 1 m. Batang tanaman sengon umumnya tidak
berbanir, tumbuh lurus, dan silindris. Kulit batangnya cenderung licin dan berwarna
abu-abu atau kehijau-hijauan. Tanaman sengon berdaun majemuk dengan panjang
mencapai 40 cm. Dalam satu tangkai daun terdiri dari 15 — 25 helai daun
berbentuk lonjong. Untuk Bibit sengon yang siap tanam umumnya pada usia atau tinggi 60 cm – 1 m.
Beberapa
kelebihan tanaman sengon :
- Mudah
bertunas kembali apabila ditebang, bahkan terbakarpun masih bisa bertunas
- Pertumbuhan
sangat cepat sehingga masa layak tebang dalam umur yang relative pendek
- Biji
untuk pembiakannya mudah diperoleh dan disimpan
- Bisa
menarik hara ke permukaan tanah, disebabkan karena tanaman sengon memliki
perakaran yang dalam,
Sengon memiliki akar tunggang yang cukup kuat menembus ke
dalam tanah, akar rambutnya tidak terlalu besar, tidak rimbun dan tidak
menonjol kepermukaan tanah. Akar rambutnya berfungsi untuk menyimpan zat
nitrogen, oleh karena itu tanah disekitar pohon menjadi subur.
Bibit
sengon
30
cm – 60 cm
BAB II
PEMBAHASAN
1.
TEKNIK PENANAMAN SENGON
a. Persiapan
Penanaman Penyiapan lahan
Pada
prinsipnya membebaskan lahan dari tumbuhan pengganggu atau komponen lain dengan
maksud untuk memberikan ruang tumbuh kepada tanaman yang akan dibudidayakan.
Cara
pelaksanaan penyiapan lahan digolongkan menjadi 3 cara, yaitu cara mekanik,
semi mekanik dan manual. Jenis kegiatannya terbagi menjadi dua tahap ;
-
Pembersihan lahan, yaitu berupa kegiatan penebasan terhadap semak belukar
dan padang rumput. Selanjutnya ditumpuk pada tempat tertentu agar tidak mengganggu
ruang tumbuh tanaman.
- Pengolahan tanah,
dimaksudkan untuk memperbaiki struktur tanah dengan cara mencanggkul atau membajak
(sesuai dengan kebutuhan).
b. Penentuan
Jarak Tanam
Penentuan jarak tanam pada tanaman sengon dapat dilakukan pada
jarak tanam 5 x 5 m atau 3 x 3 / 2 x 2
m. Dengan jarak tanam demikian, maka tanaman sengon (Paraserian thesfalcataria)
dapat tumbuh dengan baik dan persaingannya tidak tinggi.
c.
Pembuatan Lubang Tanam dan Pemasangan
Ajir Lobang Tanam
Dibuat dengan ukuran 30 x 30 x 30
cm tepat pada ajir yang sudah terpasang. Ajir dapat dibuat dari bahan bambu atau
kayu dengan ukuran, panjang 0,5 – 1 m, lebar 1 – 1,5 cm. Pemasangan ajir dimaksudkan
untuk memberikan tanda dimana bibit harus ditanam, dengan demikian pemasangan ajir
tersebut harus sesuai dengan jarak tanam yang digunakan.
Lubang tanam Ajir pada lubang tanam
d. Pengangkutan
Bibit
Ada
dua macam pengangkutan bibit yaitu pengangkutan bibit dari lokasi persemaian ketempat
penampungan bibit sementara di lapangan (lokasi penanaman), dan pengangkutan bibit
dari tempat penampungan sementara ketempat penanaman.
e. Penanaman
Jenis kegiatan yang dilakukan berupa : ·
Pelaksanaan
kegiatan penanaman harus dilakukan secara hati – hati agar bibit tidak rusak dan
penempatan bibit pada lobang tanam harus tepat ditengah-tengah serta akar bibit
tidak terlipat, hal ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit selanjutnya.
Kebun Tanaman Sengon
f. Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan berupa kegiatan ·
Penyulaman Yaitu penggantian tanaman yang mati atau
sakit dengan tanaman yang baik, penyulaman pertama dilakukan sekitar 2 - 4
minggu setelah tanam, penyulaman kedua dilakukan pada waktu pemeliharaan tahun pertama
(sebelum tanaman berumur 1 tahun). Agar pertumbuhan bibit sulaman tidak tertinggal
dengan tanaman lain, maka dipilih bibit yang baik disertai pemeliharaan yang
intensif ·
Penyiangan, Pada dasarnya kegiatan penyiangan dilakukan
untuk membebaskan tanaman pokok dari tanaman penggagu dengan cara membersihkan gulma
yang tumbuh liar di sekeliling tanaman, agar kemampuan kerja akar dalam menyerap
unsur hara dapat berjalan secara
optimal. Disamping itu tindakan penyiangan juga dimaksudkan untuk mencegah datangnya
hama dan penyakit yang biasanya menjadikan rumput atau gulma lain sebagai tempat
persembunyiannya, sekaligus untuk memutus daur hidupnya. Penyiangan dilakukan pada
tahun-tahun permulaan sejak penanaman agar pertumbuhan tanaman sengon tidak kerdil
atau terhambat, selanjutnya pada awal maupun akhir musim penghujan, karena pada
waktu itu banyak gulma yang tumbuh tegakan sengon ·
Pendangiran, Pendangiran yaitu usaha mengemburkan
tanah disekitar tanaman dengan maksud untuk memperbaiki struktur tanah yang
berguna bagi pertumbuhan tanaman.
Pemangkasan, Melakukan pemotongan cabang pohon
yang tidak berguna (tergantung dari tujuan penanaman).
Penjarangan dilakukan untuk memberikan ruang tumbuh
yang lebih leluasa bagi tanaman sengon
yang tinggal. Kegiatan ini dilakukan pada saat tanaman berumur 2 dan 4 tahun,
Penjarangan pertama dilakukan sebesar 25 %, maka banyaknya pohon yang ditebang
332 pohon per hektar, sehingga tanaman yang tersisa sebanyak 1000 batang setiap
hektarnya dan penjarangan kedua sebesar 40 % dari pohon yang ada ( 400 pohon/ha
) dan sisanya 600 pohon dalam setiap hektarnya merupakan tegakan sisa yang akan
ditebang pada akhir daur. Cara penjarangan dilakukan dengan menebang pohon-pohon
sengon menurut sistem “untuwalang” (gigi belakang) yaitu :dengan menebang selang
satu pohon pada tiap barisan dan lajur penanaman. Sesuai dengan daur tebang tanaman
sengon yang direncanakan yaitu selama 5 tahun maka pemeliharaan pun dilakukan selama
lima tahun. Jenis kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi
dan kebutuhan tanaman.
Penjarangan
Pemeliharaan
tahun I sampai dengan tahun ke III kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan dapat
berupa kegiatan penyulaman, penyiangan, pendangiran, pemupukan dan pemangkasan cabang.
Pemeliharaan lanjutan berupa kegiatan penjarangan dengan maksud untuk memberikan
ruang tumbuh kepada tanaman yang akan dipertahankan, presentasi dan frekuensi penjarangan
disesuaikan dengan aturan standar teknis kehutanan yang ada.
2.
PENYAKIT PADA TANAMAN SENGON
Petani tanaman sengon (Paraserianthesfalcataria) harus mewaspadai
terhadap serangan penyakit karat puru yang disebabkan oleh jamur Uromycladium tepperianum
yang kini mewabah, karena bias mematikan tanaman secara besar-besaran, sehingga
dapat merugikan.
Karat Puru
Adapun gejala awal terlihat berupa benjolan yang berwarna cokelat
muda sampai cokelat tua pada tulang daun ataupun pada pucuk bibit tanaman, yang
lama-kelamaan akan membesar sampai mencapai ukuran diameter lebih dari 10 cm. Apabila
karat puru telah menjadi tua, maka benjolan / tumor (Gall) akan berubah warna menjadi
merah tua sampai hitam (Hardi,2005).
Serangan penyakit karat puru pada tanaman
muda menyebabkan pertumbuhan tanaman sengon terganggu dan pada serangan yang
lebih berat dapat batang atau cabang patah bila tertiup angin. Apabila hamper seluruh
bagian tanaman telah dipenuhi dengan benjolan penyakit maka daun akan mengering,
rontok dan akhirnya tanaman mati.
Adapun gejala awal serangan penyakit
karat puru ini ditandai dengan adanya garis-garis putih memanjang di bagian pucuk
(warna pucuk agak kehitaman dan bersifat kaku), kemudian berkembang membengkak hingga
menyerupai tumor (gall) pada pucuk dengan warna putih pucat, kemudian berubah menjadi
cokelat tua. Serangan pada tanaman di lapangan dapat dilihat pada pucuk, ranting,
cabang dan batang. Gejala yang diperlihatkan ditandai dengan daun berwarna kuning,
lama kelamaan gugur kemudian tanaman menjadi gundul dan mati.
Dalam upaya
mengatasi munculnya serangan penyakit karat puru terhadap tanaman sengon yang
dapat merugikan para petani, maka perlu dilakukan upaya pencegahan sedinimungkin,
dengan melakukan langkah-langkah berikut ini
:
2.1. Imunisasi
Cara
pencegahan secara immunisasi merupakan pencegahan yang sangat mendasar terhadap
munculnya serangan penyakit tanaman. Immunisasi dilakukan sedini mungkin yang
dimulai sejak penyimpanan benih, yaitu mencampur benih dengan fungisida. Perendaman
benih dengan fungisida berbahan aktif tembaga sulfat sebelum benih ditabur. Menggunakan
media semai yang telah disterilkan. Juga menghindari penggunaan pupuk kotoran ayam
karena sangat rentan terhadap timbulnya serangan penyakit, terutama karat puru.
2.2. Silvikultur
2.2. Silvikultur
Upaya pencegahan secara silvikultur ini
meliputi berbagai kegiatan silvikultur, antara lain ; pengaturan jarak tanam
yang sesuai, pemupukan yang tepat dan teratur, pemangkasan, pengendalian gulma secara
selektif, pengapuran pada tanah masam dan menggunakan pola tanam multikultur.
Untuk penanaman diperlukan tanaman pelindung seperti nimbi untuk mengandalikan serangan
hama sebagai vector penyakit.
2.3. Mekanik
Pencegahan secara mekanik ini dilakukan dengan memangkas
bagian tanaman yang terserang kemudian ditimbun kedalam tanah (kedalaman
minimal 30 cm dari permukaan tanah). Untuk tanaman sengon muda dilakukan
pewiwilan secara teratur terutama untuk tanaman yang berumur 1 tahun.
2.4.Ramah Lingkungan/Tradisional
Pencegahan secara ramah lingkungan ini
dilakukan dengan mencampur bahan kapur 1 kg dan belerang 1 kg serta air
sebanyak 10 atau 20 liter, lalu diaduk hingga rata. Bagian tanaman yang
terserang penyakit karat puru dibersihkan dari gallnya, kemudian bagian tersebut
disemprot/diolesi larutan kapur dan belerang tadi.
2.5.Kimiawi
Upaya pencegahan secara kimia ini dengan melakukan
penyemprotan secara serentak pada persemaian dan lapangan pada saat gejala
penyakit karat puru mulai muncul dengan menggunakan fungisida yang berbahan
aktif tembaga. Penyemprotan dilakukan pada saat 3 minggu sebelum turun
hujan.Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan fungsi dari bahan aktif tembaga
yang melekat pada permukaan tanaman sebagai pelindung terhadap pertumbuhan
spora Uromycladium tepperianum. Sementara selang waktu penyemprotan adalah
sekali dalam dua minggu.
Dengan upaya pencegahan yang dapat dilakukan tersebut, maka
diharapkan kerugian akibat serangan penyakit karat puru dapat dihindari,
sehingga petani masih dapat meningkat hasil panennya meski kurang begitu
optimal.
3.
ANALISIS USAHA
3.1. Estimasi Dana
GO
GREEN FAKULTAS PERTANIAN
SIE PEMBIBITAN :
Bibit 600 Batang @ 3000 : 1.800.000
Transport & Pengangkutan : 500.000
Total 2.300.000
SIE PRODUKSI :
Pembuatan Lubang Tanam 600 x @2500 : 1.500.000
Survey lapang : 350.000
Penyediaan Ajir 1 meter 600 x@2000 : 1.200.000
Tali Rafia : 50.000
Total : 2.020.000
SIE PUBDOK :
Cetak Surat : 100.000
Cetak Proposal 10 x 5000 : 50.000
Banner 3 x 1 : 80.000
Pamflet 30 lembar @ 2000 : 60.000
Cetak Album Dokumentasi : 200.000
Total
: 490.000
SIE KONSUMSI
Kue
200 x @5000 : 1.000.000
Air mineral 10 dos @15.000 : 150.000
Konsumsi Panitia 25 x @10.000 : 250.000
total : 1.400.000
Lain-lain : 500.000
biaya
total : 6.710.000
BAB III
KESIMPULAN
Dari konten diatas dapat kita ketahui bersama
keunggulan menanam tanaman sengon. Selain mudah cara dan teknik penanamannya,
dari sisi ekonomi tentu dapat memberikan nilai ekonomis yang menguntungkan pada
petani yang mengusahakan varietas tanaman sengon. Jadi apabila ada sebidang
lahan kosong yang tidak termanfaatkan, alangkah baiknya masyarakat
mengoptimalkan lahan tersebut dengan ditanami tanaman sengon. Disamping
mendapatkan keuntungan, dengan pemanfaatan lahan tersebut dapat membantu fungsi
hutan kota dalam mengurangi efek pemanasan global.
DAFTAR
PUSTAKA
-
Proposal Go Green Bem Fakultas Pertanian Periode
2013 – 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar