PENDAHULUAN
Mikroorganisme
adalah organisme yang berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang. Mikroorganisme dapat disebut mikroba atau jasad renik.
Tanah yang subur mengandung lebih dari 100 juta mikroorganisme per gram tanah.
Produktivitas dan daya dukung tanah tergantung pada aktivitas mikroorganisme
tersebut.
Sebagian
besar mikroorganisme tanah memiliki peranan yang menguntungkan, yaitu berperan
dalam menghancurkan limbah organik, siklus hara tanaman, fiksasi nitrogen,
pelarut posfat, merangsang pertumbuhan, biokontrol patogen, danmembantu
penyerapan unsur hara.Organisme tanah berperan penting dalam mempercepat penyediaan hara dan juga
sebagai sumber bahan organik tanah. Mikroorganisme tanah sangat nyata perannya
dalam hal dekomposisi bahan organik pada tanaman tingkat tinggi. Dalam proses
dekomposisi sisa tumbuhan dihancurkan atau dirombak menjadi unsur yang dapat digunakan
tanaman untuk tumbuh. Mikroorganisme, dalam lingkungan alamiahnya jarang
terdapat sebagai biakan murni. Berbagai spesimen tanah atau air boleh jadi
mengandung bermacam-macam spesies cendawan, protozoa, algae, bakteri dan virus.
Mikroorganisme-mikroorganisme penghuni tanah merupakan campuran populasi dari
(a) protozoa seperti amoeba, flagella, ciliata, (b) bakteri (Clostridium,
Rhizobium), (c) alga (ganggang) seperti alga biru, alga hijau, diatom, dan (d)
jamur, terutama jamur bertingkat rendah seperti jamur lendir, berbagai ragi dan
berbagai Phycomycetes dan Ascomycetes
Dalam
bidang pertanian, mikroorganisme dapat digunakan untuk peningkatan kesuburan
tanah melalui fiksasi N2, siklus nutrien, dan peternakan hewan. Nitrogen bebas merupakan komponen terbesar udara. Unsur
ini hanya dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan dalam bentuk nitrat dan pengambilan
khususnya melalui akar. Pembentukan nitrat dari nitrogen ini dapat terjadi
karena adanya mikroorganisme. Penyusunan nitrat dilakukan secara bertahap oleh
beberapa genus bakteri secara sinergetik.
Dalam
Dwidjoseputro (2005) dijelaskan bahwa ada beberapa genera bakteri yang hidup
dalam tanah (misalnya Azetobacter, Clostridium, dan Rhodospirillum)
mampu untuk mengikat molekul-molekul nitrogen guna dijadikan senyawa-senyawa
pembentuk tubuh mereka, misalnya protein. Jika sel-sel itu mati, maka timbullah
zat-zat hasil urai seperti CO2 dan NH3 (gas amoniak).
Sebagian dari amoniak terlepas ke udara dan sebagian lain dapat dipergunakan
oleh beberapa genus bakteri (misalnya Nitrosomonas dan Nitrosococcus)
untuk membentuk nitrit. Nitrit dapat dipergunakan oleh genus bakteri yang lain
untuk memperoleh energi daripadanya. Oksidasi amoniak menjadi nitrit dan
oksidasi nitrit menjadi nitrat berlangsung di dalam lingkungan yang aerob.
Peristiwa seluruhnya disebut nitrifikasi. Pengoksidasian nitrit
menjadi nitrat dilakukan oleh Nitrobacter.
Proses nitrifikasi ini dapat ditulis sebagai berikut:
2NH3
+ 3O2 Nitrosomonas, Nitrosococcus 2HNO2
+ 2H2O + energi
2HNO2
+ O2 Nitrobacter 2HNO3 + energi
Selain itu, mikroorganisme ini juga dapat digunakan
sebagai agen pembusuk alami, yang akan mendekomposisi sampah-sampah organik
menjadi materi anorganik sehingga dapat mengurangi kuantitas sampah,
menyuburkan tanah dan dapat menjadi sumber nutrisi bagi tumbuhan (Anonim a,
2006). Seorang peneliti dari Amerika Serikat yaitu Waksman telah
menemukan mikroorganisme tanah yang menghasilkan streptomisin, yaitu bakteri Streptomyces
(Dwidjoseputro, 2005).
Peran lain mikroba dalam bidang pertanian
antara lain dalam teknologi kompos bioaktif dan dalam
hal penyediaan dan penyerapan unsur hara bagi tanaman(biofertilizer).
Kompos bioaktif adalah kompos yang diproduksi dengan bantuan mikroba
lignoslulotik unggul yang tetap bertahan di dalam kompos dan berperan sebagai
agensi hayati pengendali penyakit tanaman. Teknologi kompos bioaktif ini
menggunakan mikroba biodekomposer yang mampu mempercepat proses pengomposan
dari beberapa bulan menjadi beberapa minggu saja. Mikroba akan tetap hidup dan
aktif di dalam kompos, dan ketika kompos tersebut diberikan ke tanah, mikroba
akan berperan untuk mengendalikan organisme.
Dalam hal penyediaan dan penyerapan unsur
hara bagi tanaman (biofertilizer),
aktivitas mikroba diperlukan untuk menjaga ketersediaan tiga unsur hara yang
penting bagi tanaman antara lain, Nitrogen (N), fosfat (P), dan kalim (K).
Kurang lebih 74% kandungan udara adalah N. Namun, N udara tersebut harus
ditambat oleh mikroba dan diubah bentuknya terlebih dahulu agar bisa langsung
dimanfaatkan oleh tanaman. Mikroba penambat N ada yang hidup bebas dan ada pula
yang bersimbiosis. Mikroba penambat N simbiotik
antara lain : Rhizobium sp yang hidup di dalam bintil akar tanaman
kacang-kacangan ( leguminose ). Mikroba penambat N non-simbiotik
misalnya: Azospirillum sp dan Azotobacter sp. Mikroba
penambat N simbiotik hanya bisa digunakan untuk tanaman leguminose saja,
sedangkan mikroba penambat N non-simbiotik dapat digunakan untuk semua jenis
tanaman.
Mikroba tanah lain yang berperan dalam
penyediaan unsur hara adalah mikroba
pelarut unsur fosfat (P) dan kalium (K). Kandungan P yang cukup tinggi (jenuh)
pada tanah pertanian kita, sedikit sekali yang dapat digunakan oleh tanaman
karena terikat pada mineral liat tanah. Di sinilah peran mikroba pelarut P yang
melepaskan ikatan P dari mineral liat dan menyediakannya bagi tanaman. Banyak sekali mikroba yang mampu melarutkan P, antara lain:
Aspergillus sp, Penicillium sp, Pseudomonas sp dan Bacillus
megatherium. Mikroba yang berkemampuan tinggi melarutkan P, umumnya juga
berkemampuan tinggi dalam melarutkan K.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar